
- 28 Januari 2024
- adminbprshw
- 0 Comments
- 200 Views
- 0 Likes
- Berita
DPD BAS Aceh Sukses Gelar FGD Kemandirian Ekonomi Kerakyatan
Dewan Pimpinan Daerah Brigade Anak Serdadu (DPD BAS) Aceh sukses menggelar Fokus Group Diskusi (FGD) Kemandirian Ekonomi Kerakyatan, di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh, Sabtu (26/08/2023) malam.
Acara yang dilaksanakan sebagai bagian dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI itu dibuka oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki yang diwakili oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Aceh, Azhari SAg MSi.
Ketua DPD BAS Aceh, Drs M Isa Alima dalam laporannya menyampaikan, FGD yang dilaksanakan pihaknya ini diikuti oleh 70 peserta, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, ormas, dan OKP.
Narasumber dalam FGD tersebut yaitu Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh diwakili Sugito yang juga Dirut BPR Syariah Hikmah Wakilah, Ketua PWI Aceh yang diwakili oleh Wakil Ketua PWI Aceh Bidang Pendidikan Asnawi Kumar, dan Pengamat Ekonomi Dr Amri SE MSi.
Ia berharap, kehadiran para pemateri yang juga pakar di bidangnya masing-masing, dapat menjelaskan persoalan ekonomi saat ini, yang nantinya dapat dijadikan acuan sebagai bagian dari mencari solusi untuk meningkatkan kemandirian ekonomi.
“DPD BAS Aceh, dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung dan berpartisipasi baik secara moril maupun materil untuk kelancaran FGD Kemandirian Ekonomi Kerakyatan yang sedang kita selenggarakan ini,” ujarnya.
Kemudian, dalam sambutan singkatnya, Azhari menyampaikan bahwa acara seperti ini dinilai sangat penting digelar demi melahirkan ide-ide dan gagasan yang dapat mendukung kemandirian ekonomi kerakyatan, dan menjadi pedoman bagi Pemerintah Aceh dalam membuat kebijakan pembangunan daerah.
Untuk itu, atas nama Pemerintah Aceh ia mengucapkan terima kasih kepada segenap pengurus DPD BAS Aceh yang menyelenggarakan FGD Kemandirian Ekonomi Kerakyatan ini. “Dengan berbagai sumber daya yang ada, Pemerintah Aceh terus berupaya meningkatkan perekonomian untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.
Perkembangan Ekonomi Syariah
Sementara itu, dalam sesi penyampaian materi dan diskusi, Durektur Utama (Dirut) BPR Syariah Hikmah Wakilah, Sugito yang menjadi pemateri pertama menyampaikan sekilas tentang ekonomi syariah dan apa yang telah dibuat oleh MES terhadap perkembangan ekonomi syariah di Aceh, bahkan sebelum Bank Syariah Indonesia (BSI) masuk ke Aceh.
Pihaknya terus berperan untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ekonomi syariah di Aceh. “Tugas MES sebagai patner pemerintah, tugas kami bagaimana mengedukasi, sosialisasi, dan literasi tentang ekonomi Islam dan ekonomi syariah di seluruh aspek kehidupan,” ungkapnya.
Sekretaris MES Aceh itu menuturkan, hubungan MES bukan hanya dengan perbankan, tapi juga kepada industri. MES, kata Sugito, juga mendampingi UMKM bagaimana supaya bisa berkembang yang tujuannya untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat.
Sementara Asnawi Kumar yang mewakili unsur dari perkumpulan wartawan, dalam kesempatan itu menceritakan perkembangan industri, termasuk perkembangan industri media. Dia menegaskan, keberadaan media massa sendiri sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat konstitusi.
“Salah satu fungsi pers itu antara lain fungsi pendidikan, hiburan, juga sebagai kontrol sosial. Saya menggarisbawahi apa yang disampaikan tadi oleh Pak Azhari, di kita ini ada persoalan sumber daya manusia (SDM) yang rasanya harus terus kita tingkatkan,” ujarnya.
Jika ingin meningkatkan kemandirian ekonomi dengan potensi yang ada, kata Asnawi Kumar, maka yang paling penting menurutnya adalah soal SDM. “Inilah yang perlu terus kita tingkatkan,” tegasnya, seraya menambahkan, “termasuk memberikan beasiswa bukan hanya dalam negeri tapi hingga ke luar negeri.”
Perbankan Jantung Ekonomi
Sedangkan Pengamat Ekonomi Dr Amri, menjelaskan persoalan hancurnya ekonomi saat ini khususnya di Aceh. Salah satunya karena minggatnya perbankan, yang merupakan jantung ekonomi bagi rakyat.
Dr Amri sempat menyinggung hengkangnya bank konvensional dari Aceh, yang menurut amatannya justru meruntuhkan ekonomi Aceh setelah sekian tahun dibangun pasca perdamaian Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia.
Pengamat Ekonomi yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Syiah Kuala (USK) itu menyebut, bank merupakan salah satu investor yang sangat penting dalam mendongkrak perekonomian Aceh. “Uang merupakan darah ekonomi. Memang uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya butuh uang,” kata Dr Amri.
Tutupnya ratusan unit bank di Aceh, seperti BRI juga memberikan dampak sangat besar terhadap perekonomian Aceh. Ia sempat menyinggung dampak yang diterima eks pekerja di unit-unit yang sudah tutup tersebut, termasuk juru parkir, penjual es cendol dan sebagainya. “Karena yang paling terdampak adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi bawah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Dr Amri berharap Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Aceh Syariah dan bank syariah lainnya di Aceh segera masuk ke ruang-ruang yang sudah ditinggalkan oleh bank konvensional agar dampak tersebut dapat diminimalisir.
“Harus masuk ke relung-relung yang ditinggalkan itu, jangan dianggap itu tidak berdampak, sangat berdampak pada tingkat kemiskinan dan pengangguran di Aceh saat ini, maka itu harus dimaksimalkan kembali. Karena berharap bank konvensional yang sudah hengkang untuk balik lagi itu tidak mungkin,” pungkasnya.
FGD Kemadirian Ekonomi Kerakyatan yang digelar DPD BAS Aceh itu berlangsung meriah. Para peserta tampak sangat antusias mengikuti dan mendengarkan pemaparan dari para pemateri. Acara FGD diakhiri dengan pemberian piagam kepada pemateri dan sesi foto bersama.
Sumber Berita :
https://www.pelitaaceh.com/2023/08/dpd-bas-aceh-sukses-gelar-fgd.html
https://www.pelitaaceh.com/2023/08/dpd-bas-aceh-sukses-gelar-fgd.html
Leave a Comment